Respons Kekebalan yang Lemah Jadi Tantangan Pengembangan Vaksin Corona
-
Beberapa studi dari China, Jerman, dan Inggris memamerkan bahwa orang yang pernah terinfeksi virus Corona akan memiliki antibodi atau kekebalan pada tubuhnya. Namun, ini hanya berlangsung dalam beberapa bulan saja.
"Umumnya antibodi akan terbentuk, tetapi seringkali antibodi itu menghilang Berhubungan dengan cepat, menunjukkan mungkin hanya ada sedikit kekebalan," kata Daniel Altmann, seorang profesor imunologi di Imperial College London, sepertinya dikutip dari Reuters pada Rabu (15/7/2020).
Menurut para ilmuwan, ini akan bisa jadi tantangan dalam mengembangkan vaksin COVID-19. Terlebih belum ada data dari uji klinis tahap awal yang bisa memamerkan berapa lama vaksin bisa memberikan efek perlindungan.
"Ini artinya ketergantungan yang berlebihan terhadap vaksin (untuk mengendalikan pandemi) tidak mengurangi bijaksana," kata Stephen Griffin, seorang profesor kedokteran di Universitas Leeds.
Agar vaksin benar-benar efektif, Stephen menyampaikan vaksin COVID-19 perlu menghasilkan kekebalan yang Berlebihan kuat dan jauh lebih tahan lama.
"Atau mungkin perlu diberikan secara teratur... dan ini bukanlah hal yang mudah," ujarnya.
Saat ini telah lebih dari 100 peneliti dari berbagai perusahaan di segala dunia yang sedang berusaha mengembangkan vaksin Corona dan telah ada 17 kandidat vaksin yang telah diuji klinis pada manusia.
Simak Video "Rusia Klaim Sukses Selesaikan Uji Klinis Vaksin Corona pada Manusia"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)
Sincery Healthy Care
SRC: https://health.detik.com/read/2020/07/15/102212/5094053/763/respons-kekebalan-yang-lemah-jadi-tantangan-pengembangan-vaksin-corona
No comments: